Selain menjadi wisudawan terbaik, Risky sebelumnya tercatat sebagai mahasiswa berprestasi selama aktif berkuliah. Ia berhasil meraih indeks prestasi kumulatif (IPK) hampir sempurna yaitu 3,99. Kemudian prestasi yang pernah ia raih adalah ia memenangkan 13 kali kompetisi karya tulis ilmiah baik level nasional maupun internasional.
Selain itu ia juga tercatat pernah menjadi asisten peneliti dosen pada program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat FEBI tahun 2021-2023. Kemudian pada bulan Juli tahun 2023 ia sempat mengikuti program Student Mobility di Singapura dan Malaysia.
Ditanya tentang prestasinya, Rizky Andrean mengaku tidak pernah berangan-angan untuk mendapatkan IPK tertinggi, karena ia hanya mencoba menjalani perkuliahan dengan baik sebagai bentuk rasa tanggung jawab selaku mahasiswa penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Tidak ada target khusus menjadi wisudawan terbaik baik di tingkat prodi maupun universitas. Kalaupun ada target IPK sama seperti mahasiswa lainnya, yaitu agar konsisten mendapat IP semester minimal 3.50 agar dapat mengambil jatah maksimal 24 SKS pada semester berikutnya,” aku Rizky di lokasi wisuda pada Rabu (30/08).
Rizky bercerita bahwa banyak tantangan yang ia hadapi selama perkuliahan, pada masa-masa awal perkuliahan selama dua semester ia bukan merupakan penerima beasiswa sehingga benar-benar memikirkan biaya kuliah secara mandiri.
Kemudian terjadinya Pandemi Covid-19 selama dua tahun membuat perkuliahan tidak optimal, selain hal itu Rizky juga sering merasa sulit untuk membagi waktu secara optimal untuk kuliah dikarenakan banyak memiliki kegiatan akademik lain di luar kampus dan karena keaktifannya di organisasi.
Mahasiswa dari program studi Ekonomi Syariah ini menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Insani dan Kualitas Kehidupan Kerja Sebagai Variabel Intervening (Studi Pada KSPPS BTM Pekalongan)”.
Reporter : Ummi Fauziah
Editor : Dimas Prasetya