Pada gelaran ICRCS II tahun 2023, FUAD UIN Gus Dur mengundang beberapa narasumber pakar dari luar dan dalam negeri. Pada hari pertama, kegiatan di awali dengan pembukaan acara kemudian dilanjutkan dua sesi pleno oleh empat narasumber.
Empat narasumber tersebut yakni Prof. Amina Wadud Ph.D pakar gender asal Amerika Serikat, Prof. Dr. Abdurrohman Chapakiya selaku Dekan dari Fakultas Studi Islam dan Hukum Universitas Fatoni Thailand, Prof. Dindin Solahudin, M.A. Guru Besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan Prof. Dr. Hasan Yousuf, Guru Besar Universitas Suez Canal Mesir.
Pembukaan acara dibuka secara langsung oleh Prof. Dr. H. Maghfur, M.Ag., selaku Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. Dalam pidato sambutan acara, Prof. Maghfur menyampaikan mengenai pentingnya kegiatan ICRCS dalam konteks menemukan solusi dalam menghadapi persoalan kehidupan.
“Dibukanya kegiatan ini, diharapkan dapat menjadikan para hadirin agar lebih memahami kajian Islam secara etimologis dari para pakar Internasional,” ujar Prof. Maghfur pada Rabu (12/09). Melalui forum ini Prof. Maghfur menyebut dengan basis studi Islam yang multi indispliner bisa mendialogkan dengan sains, budaya, dan ilmu-ilmu humaniora dalam menemukan solusi bagi permasalahan di Masyarakat.
Dalam kesempatan yang sama, Dekan FUAD Dr. H. Sam’ani M.Ag., menyampaikan ucapan terima kasih kepada para pembicara yang berkenan hadir dan berbagi pada acara ICRCS tahun 2023. “Saya sangat menyambut dan berterima kasih kepada para pembicara yang sudah hadir, baik hadir secara langsung maupun daring,” tutur Sam’ani.
Sam’ani menambahkan bahwa ICRCS merupakan forum tingkat internasional yang mempertemukan para mahasiswa, akademisi, profesional dan peneliti di seluruh dunia dalam mendiskusikan dan memaparkan berbagai kajian terbaru tentang studi Islam, kebudayaan, dan spiritualitas.
“Harapan kami, seminar internasional ini dapat bermanfaat untuk kita semua, sebagai wahana untuk berbagi ilmu, bertukar pengalaman, dan best practices dengan para akademisi dan pakar dari negara-negara sahabat,” tutup Sam’ani.
Penulis : Elsa Safinatunnajah
Editor : Dimas Prasetya