Dalam sesi materi tersebut Nanang mengatakan bahwa moderasi beragama mengacu pada pendekatan yang seimbang dan penuh pengertian terhadap keyakinan agama, tanpa melupakan nilai-nilai dasar agama tersebut. Ia juga menekankan bahwa moderasi beragama dapat memainkan peran penting dalam menjaga kerukunan antarumat beragama di Indonesia, yang memiliki berbagai latar belakang etnis, budaya, dan agama.
Adapun moderator yang bertugas pada sesi tersebut yakni Dosen Pendidikan Agama Islam UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, Muhammad Mufid, M.Pd.I.
Lebih lanjut, Nanang juga mengenalkan Program-Program Pusat Moderasi Beragama UIN Gusdur, selain memberikan pemahaman mengenai Moderasi beragama juga memiliki program kerja pengabdian masyarakat yang telah dilakukan di desa yang memiliki keberagaman agama dan telah menjadi laboratorium moderasi beragama seperti Desa Linggoasri. Linggoasri merupakan desa dengan 4 Agama yaitu Islam, Hindu, Budha, dan Katolik.
Tahun ini Pemberdayaan berbasis moderasi beragama juga akan dilakukan di Desa Kutorojo yang masyarakatnya menganut agama Islam, Hindu, dan Kepercayaan Penghayat Kepribaden. Pengenalan Budaya Akademik Mahasiswa ini diharapkan menjadi langkah awal dalam mempromosikan sikap moderat dalam beragama di kalangan mahasiswa, yang nantinya akan membawa dampak positif bagi kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia.
Dengan mengutamakan kerukunan dan pengertian antarumat beragama, Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam menjaga keharmonisan dalam keragaman.
Penulis : Syamsul Bakhri
Editor : Dimas Prasetya