KKN UIN Gus Dur Gagas Seminar Moderasi Beragama Bagi Pelajar dan Masyarakat Umum Tana Toraja

10 August 2023

Tana Toraja – Mahasiswa UIN Gus Dur yang tergabung dalam KKN Nusantara Moderasi Beragama posko 16 gagas Seminar Moderasi Beragama bagi 61 peserta yang terdiri dari pelajar SMP dan SMA, tokoh pendidik, tokoh agama dan masyarakat di wilayah sekitar Kecamatan Mengkendek Kabupaten Tana Toraja.

Dengan mengangkat tema “Rekonsiliasi nilai-nilai keberagaman dalam masyarakat yang transformatif” acara diadakan pada 03 Agustus 2023 di Gereja Toraja Immanuel Jemaat Marinding. Acara ditujukan guna memberikan pemahaman moderasi beragama sehingga diharapkan dapat mempererat keharmonisan di tengah Masyarakat Tana Toraja yang penuh keberagaman.

Pembukaan acara diawali dengan sambutan Koordinator Lembang dan secara simbolis dibuka oleh ketua BPL Mardinding. Acara dirangkai dengan pemaparan materi dan sesi diskusi. Seminar moderasi diisi pemateri dari berbagai tokoh pemuda yang berasal dari agama Kristen, Katolik dan Islam. Yosi, S.Th., Yulianus Lombe, S.T., Muhammad Nasir Toding, S.Kom, serta tenaga pendidik dari Dosen IAIN Parepare dan Tokoh Adat Lembang Marinding.

Dalam acara seminar moderasi beragama, Dahlan K. Bangngapadang, S.H., selaku Kepala BPL Marinding sekaligus tokoh masyarakat menyampaikan bagaimana kehidupan masyarakat Toraja yang identik dengan tongkonan. “Rumah adat bukan berarti tongkonan. Semua rumah adat adalah tongkonan. Tongkonan harus ada persyaratan yang tidak bisa dibuat-buat,” ujar Dahlan.

Selain itu, ia menuturkan bahwa tongkonan menjadi bukti bahwa pemiliknya merupakan seseorang yang berasal dari keluarga yang terhormat. Tongkonan tertua berada di Marinding tepatnya Banua baru. Tongkonan berfungsi sebagai bentuk kerukunan, pertahanan dan peradilan. Terdapat 11 Tongkonan di Marinding yang sudah ada dari Kerajaan Sangalla'. Tongkonan merujuk pada persaudaraan.

“Agama adalah keyakinan pribadi sedangkan adat adalah untuk lingkungan, yang berbeda tidak usah disamakan dan yang sama jangan lagi cari perbedaannya,” tambah Dahlan.

Sementara Dosen Pembimbing Lapangan sekaligus pemateri dalam acara ini, Dr. Andi Bahri S, M.E. menegaskan terkait pentingnya moderasi beragama karena kondisi dan situasi yang ada di Indonesia beragam. “Toleransi adalah hasil, sedangkan moderasi adalah proses,” ujar Yosi.

Hal serupa diungkapkan Pendeta Gereja Toraja Immanuel Jemaat Marinding, Dorce Dasa, ia berpesan nilai-nilai toleransi yang ada ke depan perlu di pupuk agar semakin Lestari. “Saya bersyukur sekali ada di kegiatan ini, saya harap materi-materi yang disampaikan tadi dapat dibukukan agar menjadi bahan edukasi masyarakat karena di Marinding sendiri masih belum banyak yang tahu,” tutur Dorce Dasa.


Reporter  : Karisma Vira Noviana

Editor      : Anik Maghfiroh

                 
UIN K.H. Abdurrahman Wahid
Kampus 1: Jl. Kusuma Bangsa No.9 Kota Pekalongan 51141
Kampus 2: Jl. Pahlawan Km.5 Rowolaku Kajen Kab. Pekalongan 51161
Telp: +62 (285) 412575
Fax : +62 (285) 423418
Top
We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…