Mahasiswa KKN Nusantara Moderasi Beragama Belajar Kerukunan dari Perspektif Tokoh Katolik

30 July 2024

Kuningan (30/07) - Para mahasiswa peserta KKN Nusantara Moderasi Beragama ke-IV menggali khazanah dan kerukunan masyarakat Kabupaten Kuningan, khususnya di Dusun Cisantana, Desa Cigugur kepada tokoh Katolik Pastor Andreas Dedi, OSC (Pastor Paroki Kristus Raja Cigugur yang membawahi seluruh gereja katolik yang ada di kabupaten Kuningan dan gereja katolik yang ada di Susuru Kecamatan Panawangan ,Ciamis), pada Kamis (25 Juli 2024).

Dusun Cisantana, Desa Cigugur telah secara resmi dikukuhkan oleh Kementerian Agama RI sebagai kampung Moderasi Beragama sejak Juli 2023. Namun, masyarakat Cisantana sendiri lebih menyukai penyebutan kampung Moderasi Beragama sebagai “Kampung Toleransi”.

Menurut keterangan dari Pastor Andreas Dedi mayarakat Cisantana memang sudah sejak dahulu hidup rukun. Pastor menjelaskan bahwa penyematan identitas “Kampung Moderasi Beragama” atau “Kampung Toleransi” di Dusun Cisantana pada tahun 2023 bukanlah ciptaan baru, bukan yang mulanya ribut terus disatukan, tetapi memang mereka sudah sejak dahulu hidup rukun.

Kondisi Dusun Cisantana yang berada di kaki gunung yang khas dengan bidang agrarisnya ternyata juga turut memengaruhi kerukunan di desa tersebut. “Kehidupan khas agraris itu sebenarnya biasa bermasyarakat, dan terbiasa mengerjakan segala sesuatu secara bersama-sama.  Jadi ketika terjadi perbedaan itu tidak menjadi konflik besar”, jelasnya.

Selain itu, kesadaran dan perasaan sebagai satu saudara juga menjadi faktor penting terwujudnya kerukunan di dusun Cisantana. Pastor berkata “Karena mereka sebenarnya merasa satu saudara, maka mereka saling membantu satu sama lain dalam berbagai aspek. Sehingga memang perbedaan-perbedaan yang ada itu tidak sangat ditonjolkan. Bahwa kalau suatu saat ada ketegangan, kita urai kembali. Karena prinsipnya, iman itu perkara hati, bukan perkara KTP. Jadi mau KTP nya apa, kalau hatinya tidak di sana, sebenarnya kita membohongi diri sendiri. Iman itu perkara kepercayaan kita kepada yang Ilahi” tambahnya.

Pemahaman tentang keniscayaan keragaman agama juga tertanam dalam pemikiran mereka. “Sebenarnya kan begini, kalau Tuhan mau semuanya jadi Katolik, sekali jadi, jadi. Atau semuanya jadi Islam, jadi kok. Tapi Tuhan kan mengijinkan, ada agama Kristen yang sudah ada sejak ribuan tahun yang lalu, Islam juga ada, lalu agama yang lain juga ada”, tuturnya.

Pastor juga menuturkan bahwa adanya keragaman, termasuk keragama agama ini dalam rangka untuk saling mendewasakan. Bahkan, dalam perspektif mereka juga memiliki kesadaran saling mengingatkan untuk menjalankan ajaran agamanya dengan baik. “Kalau kamu Muslim ya  jadilah Muslim yang benar, kamu harus belajar shalat. Kalau kamu katolik, kamu harus ke gereja, begitupun kalau kamu penghayat, maupun penganut agama dan kepercayaan lainnnya ya belajar sana”, ungkapnya.

Selain itu, komunikasi juga menjadi faktor yang tidak boleh dilupakan dalam merawat kerukunan di tengah masyarakat. “Jadi memang yang penting itu, kita bisa berkomunikasi satu sama lain. Kan kalau dalam Islam itu ada ajaran ‘untukmu agamamu dan untukku agamaku’, sama di Katolik juga ada. Yang penting itu bagaimana manusia berelasi dengan sang Pencipta. Artinya memang agama yang bermacam-macam itu boleh ada. Saya meyakini, apapun agamanya ketika kita melakukan ritual, itu dalam rangka mendekatkan diri dengan sang Pencipta, dan saya menghargai itu, menghormati itu”.

“Baru-baru ini kan kalian dengar ada pengumuman orang meninggal di masjid itu, padahal yang meninggal orang Katolik. Hal itu sudah biasa di tempat kita. Yang selalu saya tekankan, kita saling membantu itu yang jelas jangan saling mengganggu akidah. Yang penting kita harus tetap dengan keyakinan kita masing-masing, kita harus bangga dengan iman kita. Belajar sedalam-dalamnya, karena ketika kita belajar sedalam-dalamnya kita akan sampai pada titik bahwa kita tahu dimana perbedaan itu tidak usah merusak satu sama lain. Saya kira poin inilah yang kemudian tumbuh berkembang dimasyarakat” pungkasnya.


Kontributor : Sokhifah Hidayah

Editor         : Salsabila Ulya  

                 
UIN K.H. Abdurrahman Wahid
Kampus 1: Jl. Kusuma Bangsa No.9 Kota Pekalongan 51141
Kampus 2: Jl. Pahlawan Km.5 Rowolaku Kajen Kab. Pekalongan 51161
Telp: +62 (285) 412575
Fax : +62 (285) 423418
Top
We use cookies to improve our website. By continuing to use this website, you are giving consent to cookies being used. More details…