Acara yang digelar di musala tersebut bertujuan untuk meminimalisir perundungan yang kerap kali terjadi akhir-akhir ini. Nofal Khoirul Umam, selaku Koordinasi Desa (Kordes), menuturkan bahwa sosialisasi ini dianggap penting untuk diadakan, melihat maraknya kasus perundungan di Indonesia. “Kami targetkan acara ini untuk anak-anak seusia SMP, karena memang jika melihat berita-berita, banyak sekali pelakunya adalah anak SMP dan SMA,” ujarnya setelah acara berakhir.
Acara tersebut berlangsung selama satu jam yang dimulai pada pukul 08.00-09.00 WIB. Pemateri diisi oleh mahasiswa KKN dengan beberapa cakupan materi, di antaranya adalah definisi bullying, regulasi tentang perlindungan anak, jenis-jenis bullying, hingga cara mencegahnya.
Usai pemaparan materi, para siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan berbagi pengalaman mereka tentang perundungan. “Orang yang sering merundung orang lain, ada kemungkinan besar akan menjadi seorang kriminal. Karena ia sudah terbiasa melakukan tindakan buruk sejak kecil,” jelas Ela, mahasiswa KKN dalam sesi tanya jawab.
“Kami harap, acara ini bisa menyadarkan kita semua bahwa perundungan itu harus dicegah. Hal sekecil apa pun yang bisa menyakitkan hati orang lain, bisa masuk dalam kategori bullying. Jadi, kita harus menghargai perasaan orang lain,” tutur Arjun, sembari menutup acara.
Kasi, selaku Kepala MTs Tholabuddin, menyambut hangat kedatangan mahasiswa KKN dalam acara tersebut. Dia mengatakan, sosialisasi mengenai bullying tersebut merupakan kegiatan yang memang harus diadakan di sekolah. Para siswa diharapkan bisa paham dan mengurangi perbuatan yang bisa merugikan orang lain dari perundungan tersebut.
“Kita memang sering mengatakan kepada anak-anak untuk tidak melakukan pembullyian di lingkungan sekolah. Dengan adanya acara dari mahasiswa, jadinya para siswa mendapatkan tambahan materi dan ilmu sehingga bisa tertanam di hati mereka. Ini acara yang bagus sekali menurut saya,” ungkap Kasi.
Nisa, siswi Kelas VIII, menceritakan bahwa dirinya juga pernah menjadi korban perundungan. Namun, ia berhasil untuk berani dan melaporkannya kepada guru. Dia juga menambahkan, materi dalam acara ini sesuai dengan pengalaman pribadinya. “Materinya mengingatkan saya waktu dulu saya dirundung. Cara mencegah pembullyian yang disampaikan pemateri tadi, juga pernah saya lakukan dulu,” ucapnya.
Kontributor : Arjun Naja dan Nur Laila
Editor : Baryachi