Tissa mengungkapkan, setelah mengikuti PBAK hari pertama, ia jadi lebih banyak mengerti tentang seluk beluk kampus, dan organisasi mahasiswa kampus. “PBAK hari pertama ini melebihi ekspektasi saya, saya jadi dapat gambaran utuh tentang dunia akademik dan perkuliahan,” ucapnya di lokasi PBAK pada Rabu (09/08/2023).
PBAK 2023 UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan tahun ini diikuti oleh calon mahasiswa baru yang lebih banyak dari tahun kemarin. Bukan hanya dari daerah Pekalongan dan sekitarnya, mahasiswa baru yang mengikuti PBAK (Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan) pada tahun ini juga tidak sedikit yang berasal dari luar pulau Jawa seperti halnya dari NTT, dan Sumatera.
Salah satu contohnya adalah Tissa yang berasal dari Desa Marga Baru, Kec. Muara Lakitan, Kab. Musi Rawas, Kota Lubuklinggau, Sumatra Selatan. Tissa tercatat sebagai mahasiswa dari Prodi Tadris Bahasa Indonesia yang merupakan prodi baru dan sekaligus menjadi mahasiswa angkatan tahun pertama di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Ditanya alasan memilih UIN Gus Dur sebagai kampus pilihannya, Tissa mengaku dari awal sudah mempunyai minat dan memilih UIN Gus Dur sebagai universitas tujuan karena sebelumnya sudah ada saudaranya yang masuk terlebih dulu.
Ia mengaku, pada awalnya ia kurang berminat dengan prodi yang ia pilih karena dianggap sulit. Namun setelah mengikuti PBAK ia merasa sangat senang dan bersyukur bisa berkuliah dan memiliki almamater UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan.
Awal berkenalan dengan mahasiswa baru lain Tissa mengaku juga merasa kesulitan dikarenakan latar belakang tempat tinggalnya yang berbeda dari kebanyakan mahasiswa UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan lainnya.
“Hari pertama PBAK alhamdulillah saya sudah mempunyai teman dan ternyata saya dengan cepat beradaptasi dengan teman-teman dan lingkungan sekitar Pekalongan,” aku Tissa.
Kali ini ia tidak mengalami banyak culture shock karena sebelumnya ia pernah bersekolah di daerah lain di Pulau Jawa. Selain itu, daerah tempat tinggalnya di Sumatera merupakan daerah dengan mayoritas masyarakat rantauan dari Pulau Jawa.
Di akhir wawancara, Tissa menyebut harapannya berkuliah di UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan. “Harapan saya kuliah di UIN Gus Dur tentunya saya ingin menjadi lebih baik dengan belajar dan menimba ilmu di sini, baik dari segi keagamaan maupun keilmuan sesuai prodi saya,” ucapnya.
Penulis : Alifatul Qaidah dan Burhanudin
Editor : Dimas Prasetya